Management Kelas

Image result for classroom design 







Manajemen kelas dapat diklasifikasikan sebagai penggunaan aturan-aturan dan prosedur untuk menjaga ketertiban sehingga belajar dapat berhasil dengan baik.

Pengelolaan kelas berdasarkan pendekatannya menurut Weber diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter, pendekatan permisif dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan tersebut.

  • Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter. Pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memeliharaaturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat.

  • Kedua, pendekaatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.

  • Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.



Upaya-upaya dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas, dengan berpedoman pada tiga pilar utama bagi guru dan dosen (pendidik) yang professionail dalam melaksanakan tugas pembelajaran dikelas adalah :
(a) menguasai materi pembelajaran,
(b) professional untuk menyampaikan materi pembelajan kepada siswa (peserta didik), dan
(c) berkepribadian matang.


Menurut Kounin (1970), cirri-ciri perilaku guru sebagai manajer kelas yang efektif adalah :
1.      Adanya kesadaran, yaitu pengetahuan dan pemahaman guru tentang apa yang terjadi di dalam kelas mereka. Guru tahu apa yang sedang berlangsung dalam kelas, mereka tahu bila ada perilaku yang menyimpang dan seberapa parah penyimpangannya. Meraka juga tahu kapan harus memberikan intervensi sehingga perilaku itu tidak menyebar ke siswa lain dan menjadi masalah yang serius.
2.      Kemampuan overlapping, yaitu kemampuan guru untuk menangani dua atau lebih masalah yang terjadi secara simultan di dalam kelas.
3.     Kelancaran dalam melakukan transisi, yaitu guru tidak memiliki kesulitan dalam menangani aktivitas dalam kelas mereka. Guru memulai pelajaran, menjaga keberlangsungan, dan mengakhiri berbagai aktivitas pembelajaran yang melibatkan banyak bahan pelajaran.
4.      Kesiapan kelompok, yaitu penggunaan metode pembelajaran yang menjaga minat dan kontribusi yang hidup pada pelajaran. Dalam hal ini, guru harus terus bertanya pada diri sendiri : apakah cara penyampaian pelajaran yang saya gunakan menarik? Apakah kelas yang saya ajar hidup? Apakah saya telah membuat semua siswa terlibat?

Seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran siswa di kelas dituntut untuk memiliki kepribadian yang matang, dengan mentaati dasar-dasar ilmu (mendidik) dalam momentum yang tepat.
Penggunaan guru dalam materi pembelajaran, keahlian dalam menyampaikan materi pembelajaran, dan kepribadian yang matang diharapkan semakni meningkat sehingga mampu membangun suasana pembelajaran yang produktif, kreatuf, dan inovatif.
Kemampuan didaktik seorang guru menjadi titik sentraldalam kegiatan pembelajaran di kelas dan perlu dikembangkan secara professional.7
Perkembangan teori-teori tentang pengelolaan kelas berasal dari bagian bidang psikologi. Dua teori psikologi yang paling umum berhubungan dengan peraturan kelas berdasarkan teori Skinner dan Rogers. Baik Skinner maupun Roger telah membuatprogram atau model untuk pengaturan kelas. Banyak dari pendekatan untuk pengelolaan kelas sekarang berdasarkan dua teori ini.
Reinforcement. B.F. Skinner menggambarkan tingkah laku manusia sebagai hasil dari lingkungan. Jika lingkungan dapat dikontrol melalui reinforcement, maka tingkah laku manusia dapat dibentuk dan diubah. Siswa memperlihatkan bermacam-macam tingkah laku dikelas. Contoh, jika guru menanyakan suatu pertanyaan di kelas, beberapa siswa mengacung tangan mereka, sedangkan yang lain menjawab sambil teriak. Tingkah laku keduanya adalah wajar untuk siswa pada saat itu. Guru ingin siswa sebelum menjawab mengacungkan tangannya terlebih dahulu daripada menjawab dengan berteriak dan mengganggu saat tingkah laku yang tidak tepat. Peraturan ini penting bagi siswa dengan harapan siswa dapat melaksanakan dengan senang hati.Peraturan seharusnya ditempatkan pada papan yang dapat dilihat oleh semua siswa.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

WYD?? What's That?

Laporan Observasi TK Getsemane